Selasa, 02 Mei 2017

Sajak Merbabu

 
dengan puisi ingin kutulis
bahwa tubuhmu
pernah saling bertemu
di antara tiga titik nafasku

dengan cara yang sama
kurakit doadoa
saat matahari begitu rendah
seangkuh kenangan kota bungkam ini
ngembara menjelma tanpa permisi
datang dan pergi

Merbabu tak lahirkan dendam
takdir baik-buruk
tak mampu membangun kesunyian
satu persatu rindu terusir
tak selalu mesra
tak selalu erat dari katakata
tak seindah yang kau duga
tak seindah yang semestinya

di bawah Merbabu yang rekah
pasti puisi ditulis maddah
tapi sekali waktu
aku ingin meyakinkanmu
engkaulah degup jantung yang terujar
narasi yang takkan luruh di antara
derasnya metafora dan hiperbola
sepanjang sejarah-sepanjang kisah

dan semua kemungkinan-kemungkinan
sepanjang purnama ketujuh
dari mata renungku
kan kau dapatkan nikmat kesia-siaan
airmata gelandangan

bukankah sudah sepantasnya
tanpa rupa kau mendekat
denyut nadiku, tatap matamu
mengaburkan perangkap dan jerat
menumbuhkan sayap
terbang mencapaimu
memeluk erat tubuhmu

langit biru kaki Merbabu
saksi bisu mozaik pesonamu, acuhkanku


Salatiga, 2 Mei 2017

Tidak ada komentar :