Jumat, 24 Februari 2017

Fragmen Pengembaraan


Thur, suatu saat nanti, dengan tenang aku bisa minum-minum arak, anggur, hingga whiskey di satu kota yang sama saat kau disersi, sampai hari-hari tak kunjung pagi. Akan kucari iblis yang dulu pernah memahkotaimu dengan bunga popi yang cantik, dan tujuh dosa tak terampuni.

Aku telah memainkan peran si dungu hingga hampir gila. Dalam diriku telah pudar semua harapan kemanusiaan. Dengan lompatan tangkas hewan buas, tlah kucabik-cabik semua kegembiraan.

Andai sakitku hilang, arah mana kan kujelang ? Terhadap aturan-aturan, terhadap tradisi, terhadap kemapanan, dan tentu saja terhadap tradisi berpuisi ?

Akan kuberikan juga kepadamu beberapa halaman dungu dari buku harian milikku.

Thur, kau mati membisikkan peringatan perihnya kebebasan. Dunia jatuh cinta padamu dan puisi-puisimu.


Salatiga, 2014-2017

Tidak ada komentar :