Kamis, 08 Oktober 2015

Drama Itu Berkisah Terlalu Jauh


Kita duduk, menanti pagi. Menghisap beberapa batang rokok, sedikit saja berasap pekat. Mengobrol entah ke mana, entah tentang apa. Entah ke mana ujung percakapan kita: ke sana, atau tiada. Hening pantai bagai senyumanmu. Ombak dan malam tak bersuara, sesenyap lukisan pasir tentang hidupmu.

“Terkadang, harapan hanyalah sebuah kalimat penenang”
katamu.
“Tapi, kenangan takkan mati”
jawabku.
 
Jadi, apa yang tepat kita lakukan selain tertawa, saat setengah kesadaran jiwa kita hilang tak terjaga.

Drama itu, akan selalu bercerita tentang rasa yang entah bagaimana mendeskripsikannya. Dan gelap, melengkapi keganjilan-keganjilan, tanpa kau dekap. Sesekali, anggur merah masih bernostalgia pada ubun-ubun puncak malam itu, di antara pucat pasi wajah cinta(ku).

Memang, engkaulah samudera
yang karam menenggelamkanku, di palung hatimu paling dalam.


Poncosari, 8 Oktober 2015

Tidak ada komentar :