Hai tanah tua; dimana senja takkan lelah menjingga, di sisi wajah seorang Hawa ! Masih bisakah kau berdamai dengan terang, saat airmata mengiris palung hati terdalam ?
Hai bangsa; yang menyimpan harapan, di balik langit-langit batin penciptaan ! Masih bisakah kau berbahagia, pada pucat pasi rindu dan cinta tak kasat mata ?
Kutahu ada banyak gelisah, ada campuran takut nada sumbang menyertaimu melangkah. Tapi, kita pernah sama-sama kerasukan tersesat kenikmatan, dimana jelaga pekat mimpi tentangmu selalu anggun berpendar, dan mematikan.
Tanah Indah, 17 Agutus 2016