Kamis, 06 Februari 2014

Peri Malam yang Tersesat


semu gema bayang hitam
butir-butir malam menyapa perlahan
aroma tanah serupa candu mengendap
sisihkan peri malam yang tersesat

wajah-wajah murung menyeringai
pun teduh payung baja menengadah
–  yang terlepas: kerudung hitam tertanggal
tepat makhluk jejadian digentayangkan: malam

khayal indah di sela pasrah
dendang damai di puncak syahwat
terpujilah sang penggadai kenikmatan !
–  yang kasmaran, tak terucapkan

secawan anggur ingatkan bayang yang masih meraja
menangis dalam tertawa, sedih dalam gembira
atau sebaliknya,
tak ada bias bholam memancar di kamar: temaram ?

biarlah bilah-bilah setan hantam jiwa !
–  sandarkan kelam sejuta kata
tak ubah ambrosia buai sukma;
jauhkan duka, pun jua nestapa

semoga, petir di luar melebatkan !
biar redup fajar hanyutkan tikus-tikus di Ombak Selatan


Pantai Parangkusumo, 6 Februari 2014